KETIKA ANAKKU MENYENANDUNGKAN AL-QUR'AN
Bagaimana perasaan Anda ketika melihat anak-anak di usia mereka yang masih belia, sudah bisa menghafalkan Al-Qur’an? Khusunya anak-anak kita sendiri. Perasaan yang penuh dengan kebahagiaan, kebanggaan, sekaligus haru menyelimuti hati tentunya, ketika anak-anak berusia belia menyenandungkan Al-Qur'an. Mereka begitu ringan melantunkannya.
Ketika bermain mobil-mobilan, mengenakan pakaian setelah mandi, dan aktifitas lainnya dia menyenandungkan ayat-ayat Al-Qur'an. Dia lakukan itu secara spontan. Seperti halnya kita, orang dewasa yang tiba-tiba bersenandung lagu yang sering kita dengar berulang-ulang.
Ketika kita belanja ke suatu swalayan (misalnya), yang disana diputarkan beberapa lagu secara berulang-ulang. Maka terkadang kita secara spontan saja bersenandung lagu yang tadi kita dengar. Meski terkadang kita tidak tahu itu lagu siapa, atau bahkan kita tahu bahwa esensi lagu itu kurang bagus. Spontan karena lagu itu masih terngiang di telinga. Seringkali kita seolah dipaksa untuk beristighfar karena bersenandung lagu secara spontan tadi.
Sama halnya dengan Ayat-ayat Al-Qur'an yang bisa kita dengarkan melalui murottal. Ketika itu kita dengarkan berulang-ulang, maka kita pun bisa spontan mengikutinya. Berulang-ulang mendengarkan dan berulang-ulang membacanya. Seolah bacaan itu tersimpan dalam memori kita.
Pada balita pun demikian. Seringkali kita menganggap mereka ini belum tahu apa-apa, belum bisa apa-apa. Padahal dalam hal belajar, mereka sedang dalam masa golden age (usia keemasan). Apa yang mereka dengar, sangat mudah masuk dalam memorinya. Demikian pula dengan apa yang mereka lihat.
Memperdengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an secara berulang-ulang kepada mereka, akan meningkatkan peluang mereka untuk menancapkan Al-Qur'an pada memorinya. Peluang ini didukung dengan kemurnian jiwa mereka. Anak-anak balita masih belum memiliki dosa yang menghambat untuk menghafal Al-Qur'an sebagaimana orang dewasa.
“Ketika anak menghafal Al Qur’an semenjak dini maka Al Qur’an akan menyatu dengan darah dan dagingnya.” (Dr. Yahya Al Ghautsani, Pakar pendidikan Al Qur’an)
Memperdengarkan Al-Qur'an, baik dari bacaan orangtuanya secara langsung maupun melalui murottal secara berulang-ulang akan sangat membantu anak-anak kita untuk menghafal Al-Qur'an. Banyak sekali tantangan yang luar biasa harus dihadapi oleh orangtua yang menginginkan anaknya hafal Al-Qur'an. Sebarapapun banyaknya, dan seberat apapun tantangannya insyaAllah pasti bisa dihadapi. Mulai dari diri kita sendiri sebagai orang tua, hendaknya kita dapat menjadi contoh teladan yang baik bagi anak-anak kita dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an. Rajin tilawah, juga memperhatikan adab-adabnya.
Kita juga perlu memberikan teladan bahwa kita juga menghafalkan Al-Qur'an. Meski sehari satu atau dua baris, mari kita lakukan dengan istiqomah. Karena anak-anak kita melihat apa yang kita lakukan. Kalau Ayah dan Bundanya semangat menghafal Al-Qur'an, mengapa dia tidak? Kita mulai dari diri kita sendiri, dan kita mulai dari sekarang.
Apa yang kita masukkan sebagai input bagi memori anak-anak kita adalah pilihan kita. Ingin hanya memperdengarkan lagu-lagu yang semakin menjauhkan dari akhlak mulia? Atau ingin memperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur'an? Ingin membacakan dongeng? Atau membacakan kisah-kisah Rasulullah SAW, para Nabi dan Rasul, para Sahabat Rasulullah SAW?
Masa keemasan anak-anak kita tak kan lama. Sekali terlewat, ia tak kan bisa diulang lagi. Mari kita optimalkan memberikan input terbaik bagi mereka. Semoga Allah memampukan kita. Semoga Allah menolong kita untuk dapat lebih dekat dan lebih dekat lagi pada Al-Qur'an.
Aamiin...
Oleh: Lestari Ummu Al Fatih
owner www.shop.calesmart.com