Mengenal Front End dan Back End dalam desain web
Beberapa hari lalu saya di tanyain seseorang, mas kalo calesmart itu bekerja nya ada pembagian job desknya gak? Mas nya bagian apa? Front end atau Back End? Belum saya jawab sudah ada pertanyaan yang bertubi-tubi. He he he.. kalo calesmart.com sendiri masih full-stack, belum kuat bayar programmernya. he He he;-). Kualifikasi pekerjaan pekerjaan dalam suatu programmer setidaknya ada 3 jenis yaitu Front-End Developer, Back-End Developer dan Full-Stack Developer. Pada suatu desain web itu juga ada Front-End dan Back-End. Maksudnya apa ya?
Front-End
Pada bagian front-end dari sebuah website adalah bagian yang langsung dilihat oleh user. User juga bisa langsung berinteraksi pada bagian ini. Bagian ini dibangun menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript.
HTML (HyperText Markup Languange) adalah sebuah bahasa markah yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web, menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah penjelajah web Internet dan pemformatan hiperteks sederhana yang ditulis dalam berkas format ASCII. Versi HTML terbaru sekarang adalah HTML5.
Baca juga:
Aplikasi Blog berbasis PHP MySQLi yang dinamis dan responsive
CSS (Cascading Style Sheets) adalah bahasa stylesheet yang digunakan untuk merubah tampilan dokumen yang tertulis dalam HTML atau XML (termasuk variasi bahasa XML seperti SVG atau XHTML). CSS dapat digunakan untuk menentukan warna, font, gambar background, dan bahkan bagaimana tampilan keseluruhan website anda. Versi terakhir dari CSS adalah CSS3.
Komponen yang ketiga yaitu Javascript. Javascript dapat digunakan banyak hal seperti interaktifitas dan animasi yang kompleks. Memang ada beberapa browser yang belum kompatible pada JavaScript, tetapi sekarang hampir semua browser sudah kompatible dengan JavaScript. Sehingga sekarang Javascript tidak hanya digunakan untuk bagian
Back end melainkan untuk Front-end. JavaScript sudah mengalami banyak kemajuan dengan bertambahnya framework seperti Angulars, jQuery, dan Node.js. Kalau dalam pembagian jobdesk developer, Front-end developer menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript untuk coding website. Sebagian website hanya menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript. Tetapi sebagian lainnya juga ada menggunakan back-end programming language.
Baca juga:
Mengenal Tantangan Requirements Engineering pada Rekayasa web
Back-End
Seorang Back-End developer biasanya menguasai bahasa pemprograman seperti PHP, java, Ruby, dan Phyton serta bisa menggunakan framework seperti CodeIgniter, Laravel, YII dan framework lain-lainnya. Selain itu, seorang Back-End developer biasanya memahami database seperti MySQL, PostgreSQL, Oracle, MongoDB dll. Seorang Back-End juga dapat sebagai Front-End developer ataupun sebaliknya. Untuk membangun sebuah website yang berjalan dengan baik, back-end developer biasanya bekerjasama dengan front-end developer.
Full-Stack
Full-stack developer bekerja pada bagian front-end dan back-end. Mereka menguasai HTML, CSS, JavaScript, dan satu atau lebih bahasa pemograman back-end.
Perkembangan teknologi saat ini membuat perbedaan front-end dan back-end development menjadi semakin sedikit. Banyak hal yang sebelumnya hanya bisa dilakukan pada bagian back-end, dapat dilakukan juga melalui front-end. Ini membuat semakin banyaknya developer yang menguasai front-end dan back-end programming sekaligus. Pada saat ini, menjadi full-stack developer juga menambah nilai tambah di mata perusahaan.
Baca juga:
Mengenal lebih dekat tentang Web hosting dan nama domain serta cara mendaftarkannya
Tetapi, menjadi full-stack developer bukan berarti anda harus mengerjakan keseluruhan kode baik front-end atau back-end sebuah website. Kebanyakan full stack developer tetap menghabiskan waktunya pada satu bagian programming saja. Namun, kelebihan dari full-stack developer adalah mereka bisa melakukan analisa masalah pada kedua bagian programming. Ada juga beberapa full-stack developer yang mengerjakan semuanya sendiri, biasanya ini terjadi jika mereka freelance atau satu-satunya developer yang berkerja pada sebuah project.
Bagian paling menarik dari web development adalah sifatnya yang terus berkembang. Apa yang dimaksud sebagai “front-end” atau “back-end” pada saat ini, bisa saja akan berubah secara drastis dalam beberapa tahun ke depan. Mempelajari keduanya akan membuat kamu lebih mempunyai nilai, gampang beradaptasi, dan berpandangan ke depan.
Untuk artikel User Interface dan User Experience dapat dilihat pada calesmart.com
sumber: dari berbagai blog dan situs