Ibu Menghafal Al-Qur'an, Anak Ikut Hafal


Ibu Menghafal Al-Qur'an, Anak Ikut Hafal

Masa kanak-kanak adalah masa yang luar biasa untuk belajar. Daya tangkap anak-anak itu seringkali membuat kita tercengang. Mereka menangkap informasi yang diperolehnya dari panca inderanya. Kemudian merekamnya dalam memorinya. Dan amazingnya itu, ngrekamnya kayak spons, gampang banget. ????

Termasuk juga dalam menghafal Al-Qur'an. Saya pribadi bukanlah ibu yang hafal Qur'an. Saya hanya ibu biasa yang ingin anaknya hafidz Qur'an. Cerita tentang perjalanan saya dan Al Fatih dalam menghafal Al-Qur'an mungkin tak seberapa pentingnya. Setidaknya bisa menjadi catatan hidup bagi kami, dan sekaligus mengajarkan cinta Al-Qur'an pada adik-adiknya.

Baca juga:

15 Motivasi Menghafal Al-Qur'an

Memasuki usia 5 tahun, Al Fatih tidak seperti dulu ketika masih berumur 2, 3, atau 4 tahun. Dulu dia nurut aja kalau diajak hafalan. Dikasih hadiah setelah hafalan? Hmmm, semangatnya langsung membara. Tapi setelah 5 tahun, mulai berbeda sikapnya.

Kondisi pandemi Covid-19 mengakibatkan kegiatan belajar mengajar harus dilakukan di rumah. Tentu demi kebaikan bersama juga. Maka Al Fatih tak lagi belajar ke sekolah tahfidz. Ayahnya pun mengamanahkan belajar hafalannya kepada ibunya. Mulailah cerita lika-liku menghafal Al Qur'an bersama anak.

Hal yang menonjol dari Al Fatih ketika memasuki usia 5 tahun adalah ia ingin diakui bahwa dia bisa, nggak mau diatur-atur. Setidaknya itu yang sangat saya rasakan. Dalam hal menghafal Al-Qur'an, dia tidak bisa diajak menghafal semudah dulu. Ada saja alasannya. Semakin diajak, semakin nggak mau. Hadiah memang masih mempan, tapi tidak signifikan seperti dulu.

Allah berikan kesempatan pada saya untuk mengenal seorang ibu penghafal Qur'an. Beliau adalah salah satu kontributor dalam buku Dalam Dekapan Mukjizat Al-Qur'an. Saya memang suka menjalin silaturahim khususnya dengan mereka yang akrab dengan Al-Qur'an. Biar semangatnya nular ke saya ????

Baca juga:

Langkah-Langkah Menghafal Al-Quran

Alhamdulillah, beliau mau untuk saya undang ngobrol di Grup Sahabat Bunda yang saya kelola. Dari beliau lah saya memperoleh pelajaran berharga.

"Tak perlu lah menuntut suami atau anak-anak kita untuk menghafal Al-Qur'an. Tuntut saja diri sendiri." Kurang lebih itulah pesan pertama yang nancep di hati saya.

Tak perlu lah saya menuntut Al Fatih untuk menghafal Al-Qur'an. Tuntut saja diri sendiri. Kalau saya tidak menghafal, lalu bagaimana dia akan menghafal? Akhirnya mindset saya pun saya perbaiki. Saya berusaha menghafal Al-Qur'an sebisa saya. Keinginan untuk 'menyuruh' anak menghafal masih ada. Tapi setidaknya sudah berkurang.

Setiap kali Al Fatih enggan menghafal, maka saya lah yang perlu istighfar, memohon ampun pada Allah. Barangkali saya kurang semangat dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an. Barangkali saya terlalu sibuk dengan handphone atau pekerjaan rumah, atau lainnya.

Salah satu upaya saya menjaga semangat menghafal adalah dengan bergabung di Tahfidz Corner. Dipandu oleh seorang musyrifah, saya dan teman-teman wajib setor hafalan, wajib muroja'ah, dan ada ujian tengah dan akhir periode, serta ujian setiap setengah juz.

Baca juga:

Apa Keutamaan dari amalan bacaan Sholawat Nariyah?

Saya suka bilang ke Al Fatih, "Mas, Ibu mau ujian hafalan. Mas Fatih bantu ibu muroja'ah ya." Dia dengan semangat menyanggupinya. Rupanya dia lebih suka dilibatkan dan dimintai bantuan daripada disuruh menghafal. Sampai di sini, ibunya pun jadi belajar sesuatu, bagaimana mengakui kemampuannya dan memberi kesempatan baginya untuk bertumbuh.

Hingga saya masuk ke juz 29 setelah menyelesaikan juz 30, Al Fatih ingin juga ikut menghafal juz 29. Kami mulai dari surat Al Mursalat. Dia sangat semangat di 6 ayat pertama. Tapi berikutnya dia mulai malas (sepertinya). Semakin diajak, semakin nggak mau. Saya menghafal dengan mengulang-ulang ayat yang sama. Panen protes deh jadinya ????

"Ibu, kenapa diulang-ulang terus sih?" Katanya sambil pasang muka bosan.

Saya jelaskan bahwa saya mengulang agar hafal. Dia sepertinya berusaha memahami kesulitan ibunya. Dia pun melanjutkan bermain mobil-mobilan atau naik-naik tiang, dll. Tanpa saya lihat dia ikut menghafal.

Suatu ketika, Al Fatih membaca ayat demi ayat sampai ayat terakhir yang saya hafalkan. Dengan polosnya dia bilang, "Mas Fatih juga hafal to, Bu?" Kepolosan yang penuh percaya diri.

Saya pun melanjutkan hafalan seperti biasa. Tanpa saya memaksa Al Fatih ikut menghafal. Dia sambil bermain apa saja ketika saya menghafal. Rupanya dia merekam apa yang saya baca. Ayat-ayat yang saya hafalkan, dia pun hafal.

Ketika saya kepayahan menghafal surat Al Insan karena ayat-ayatnya yang lumayan panjang dan tidak sering didengar, Al Fatih menghafalkannya lebih cepat. Saya mengulang-ulang ayat demi ayat karena memang menurut saya kok belum nyanthol juga di kepala. Tapi ternyata Al Fatih malah jadi hafal.

Baca juga:

Murotal Surah Al kahfi oleh ust Yusuf Mansur yang merdu sekali

Seringkali bocah 5 tahun itu mengingatkan saya kalau ada bagian yang saya lupa, atau bacaannya kurang tepat. Misal bacaan jelas, saya baca dengung. Cara dia mengingatkan pun cara anak-anak. Mukanya datar dan sambil manjat tembok, naik lemari, bermain mobil-mobilan, atau apa saja.

Ada hal penting yang menjadi pelajaran bagi saya pribadi. Bahwa kita juga perlu memberinya teladan dalam menghafal Al-Qur'an jika ingin anak mau menghafal Al-Qur'an. Tak perlu risaukan bagaimana payahnya kita menghafal baris demi baris, karena dia akan belajar untuk semangat bersama Al-Qur'an.

Tak perlu juga menuntut apalagi memaksa anak untuk menghafal. Kita sedang mengajarkan agar dia cinta pada Al-Qur'an, maka tak pantas kalau dilakukan dengan paksaan.

Ketika dia enggan menghafal Al-Qur'an, maka pada dasarnya kita lah yang perlu introspeksi diri. Jangan-jangan kita juga sedang jauh dari Al-Qur'an.

Jika kita ingin anak-anak kita menghafal Al-Qur'an agar kelak mereka bisa menghadiahkan kita mahkota kehormatan di surga, lalu apakah kita tak ingin menghadiahkan mahkota itu untuk Ayah dan Ibu kita? Ini hanya pengingat diri agar terus semangat bersama Al-Qur'an.

INFORMASI:

Iklan yang tampil pada halaman situs ini sepenuhnya diatur oleh pihak google, kami hanya menyediakan slot kosong. Jadi apabila ada iklan yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan anda harap informasikan kepada kami melalui formulir kontak web ini untuk selanjutnya akan kami sampaikan ke pihak Google.

penulis

About Lestari Ummu Al Fatih

<p> Penulis dan SLC di Sygma Daya Insani</p>

Learn More

Artikel Terkait