Niatmu Apa? Niatmu Kemana? Niatmu untuk Siapa?
Segala aktivitas kita, tentu sudah kita niatkan. Besok saya ke pasar beli ini itu. Besok saya mau antar anak ke pondok pesantren. Besok saya mau bla bla bla.
Secara teori, apapun aktivitas kita adalah untuk beribadah kepada Allah. Mulai dari membuka mata di pagi hari hingga menutup mata lagi di malam hari. Bahkan tidur pun bisa menjadi bernilai ibadah.
Dalam berniaga, bekerja, berbisnis, dan sebagainya kita perlu meniatkan untuk apa, mau apa. Niat di awal, niat sebelum melangkah akan memastikan kita untuk sampai di tujuan atau tidak.
Dalam setiap perjalanan, pasti kita menemui banyak hal. Yang pada perjalanan itu kita diuji oleh Allah. Niat bekerja hanya karena Allah, juga akan diuji oleh Allah.
Barangkali ada yang merasa bisnisnya kok seret, jualannya kok nggak laku, karirnya kok nggak naik-naik dan sebagainya. Kondisi yang bagi sebagian orang didefiniskan sebagi kondisi yang tidak sukses.
Definisi sukses memang subjektif. Ada yang sukses itu kaya raya, banyak uang, rumah mewah dan lain-lain. Ada yang sukses itu terpenuhi kebutuhan dengan rezeki yang halal dan barokah. Masih banyak lagi definisi sukses yang relatif pada orang yang mendefinisikan.
Sukses adalah hasil yang semua orang harapkan. Jalannya berbeda-beda setiap orang. Ada yang mulus, ada yang terjal. Ada yang anginnya sepoi-sepoi, ada yang harus menghadapi badai. Semua yang harus kita hadapi tak sedikit yang kemudian mengingatkan kita, “Sudah luruskah niatku?” Karena niat sangat penting dalam memulai langkah, pun dalam langkah-langkah selanjutnya dalam mencapai tujuan.
Dari Zaid bin Tsabit ra. Ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barang siapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. (HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya 5/183) (Ibnu Majah 4105)
Luruskan niat, karena niat akan menentukan kita akan sampai ke tujuan atau tidak. Niat yang benar, diiringi dengan langkah yang benar insya Allah akan membawa kita pada tujuan yang benar. Sebaliknya jika niat keliru, maka bisa jadi ia akan membawa pada tujuan yang keliru, tujuan yang tidak ingin kita capai.
“Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud (11) ayat 15-16)
Oleh: Lestari Ummu Al-Fatih
Yogyakarta, 23 Juli 2018