4 Tips Sukses menjadi Reviewer Jurnal Nasional dan Internasional
Beberapa waktu yang lalu ada edaran dari ristek dikti melalui laman belmawa.ristekdikti.go.id tentang publikasi karya ilmiah Program sarjana, Magister dan Doktor sehingga kuantitas dan kualitas dalam publikasi ilmiah diharapkan semakin meningkat. Peningkatan kuantitas dan kuantitas dalam publikasi juga di imbangi dengan peningkatan ketrampilan reviewer dalam menelaah, meninjau, dan mengkritisi suatu artikel. Berikut ini tips sukses menjadi reviewer menurut Dr Darmawan Napitupulu yang di ringkas oleh Heri Nurdiyanto pada diskusi di grup info workshop dan kegiatan ilmiah.
Bagaimana kriteria Tulisan ilmiah dan etika penulisannya?
1. Meluangkan waktu yang cukup
Menyelesaikan review manuskrip/artikel memang membutuhkan waktu dan energi yang tidak sedikit sehingga kita harus memberikan waktu yang cukup untuk menelaah, meninjau dan mengkritisi manuskrip tersebut. Minimal waktu yang diperlukan untuk mereview antara 3-4 jam untuk menghasilkan kualitas manuskrip yang bagus. Meskipun ada beberapa reviewer hanya membutuhkan beberapa menit dalam membaca secara sekilas manuskrip tersebut. Oleh karena itu, alangkah baiknya kita harus melihat jadwal dan meluangkan waktu kosong. Sehingga kita tidak boleh tergesa-gesa menerima tawaran me-review jika kita belum cukup yakin mempunyai waktu luang. Sekarang banyak jurnal yang sudah menggunakan sistem OJS (Open Journal Systems) atau bisa di baca disini. Jurnal bereputasi mempunyai periode waktu yang "strict" tentang batas waktu pengembalian review manuskrip yang biasanya tertera pada OJS tersebut (1 Bulan) sehingga Jika kita sudah melewati deadline yang sudah ditentukan maka editor akan mengundang reviewer yang lain dan akibatnya menambah waktu tunggu bagi author/penulis. Selain itu juga mempengaruhi statistik pada publikasi jurnal.
Cara pengutipan dalam karya ilmiah, Untuk mengantisipasi Plagiarism
2. Menghindar Copy Editing
Pada Tips yang kedua yaitu reviewer di sarankan untuk menghindari Copy Editing dimana Reviewer selalu ada godaan untuk mengomentari kesalahan grammatical pada manuskrip kecuali pada lembar reviewer ada permintaan untuk koreksi pengejaan dan penulisan. Pada pengejaan yang salah biasanya dapat diperbaiki pada proses editing sebelum artikel tersebut publikasi. Untuk secara umum reviewer di harapkan untuk me-review issue substansi pada artikel tersebut baik nilai pembaharuan maupun validasi dari artikel. Oleh karena itu, Reviewer lebih ditekankan pada penilaian yang berbasis “core content”.
3. Pada tips yang ketiga yaitu Reviewer di sarankan untuk memberikan komentar yang lebih spesifik dengan alasan yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, Reviewer sebaiknya juga memberikan saran yang bersifat membangun dan spesifik. Di himbau untuk tidak memberikan komentar dan saran yang bersifat ambigu, sehingga penulis/author bingung dalam melakukan perbaikan naskah tersebut. Berikut ini ada beberapa komentar yang bersifat ambigu antara lain :
Cara membuat proposal Hibah penelitian Ristek Dikti yang baik seperti apa?
a. Misalnya ”Pendahuluan kurang jelas” sehingga alangkah baiknya di tulis lebih spesifik yaitu bagian pendahulan pada latar belakang perlu dijelaskan nilai pembaharuannya. Dengan demikian, penulis mengerti bagian yang perlu diperbaiki dan ditambahkan di manuskripnya.
b. Misalnya “Metodologi kurang jelas”, sehingga alangkah baiknya di tulis "Tahapan dalam metodologi/pendekatan X perlu diperjelas dengan flow diagram/flow chart" Dengan demikian, Penulis mengerti bagian yang perlu diperbaiki pada manuskripnya.
Pada ringkasan tersebut juga di jelaskan bahwa satu hal penting kalau bisa jangan memberikan saran kepada author/penulis untuk mengumpulkan data lagi untuk menambah sample size. Sebuah manuskrip/artikel tentunya merupakan hasil dari penelitian yang sudah selesai dikerjakan. Sehingga alangkah bijak memberikan saran untuk menekankan limitation of study atau batasan masalah terkait sample size pada bagian pembahasan dan kesimpulan. Sehingga penulis dapat menuliskan secara spesifik dan tidak mengambil interpretasi yang terlalu luas atau out of scope.
Bingung cara mencari ID dan H Indeks Scopus? 6 langkah mudah untuk mencari ID dan H indeks Scopus
4. Review the manuscript, not the author.
Pada tips yang ke empat yaitu me-review manuskrip/artikelnya bukan me-review penulisnya, karena seorang reviewer bertugas memberikan saran, masukan dan komentar yang konstruktif, membangun dan profesional sehingga dapat memberikan perbaikan/improvement pada manuskrip tersebut. Seorang reviewer sebaiknya menghindari kata yang bersifat memojokkan, mencela apalagi menghujat. Meskipun tidak sedikit pada jurnal internasional yang bereputasi reviewer bagaikan seorang raja dan penulis bagaikan pelayan, sehingga banyak penulis yang “klabakan/keteteran” dalam merevisi manuskrip tersebut. Dan tidak sedikit penulis harus menjawab dengan mengagungkan reviewer terlebih dahulu sebelum menjawab komentar dari reviewer. Berikut contoh komentar reviewer yang tidak terlalu memojokan penulis yaitu “The statistical analysis reported in the manuscript is not appropriate for the study design” yang semula komentarnya yaitu "The author used an inappropriate statistical analysis for the study design".
Semoga artikel tentang 4 Tips Sukses menjadi Reviewer Jurnal Nasional dan Internasional bermanfaat,