Mengenal Plagiarism, elemen pendukung dan cara mengantisipasinya
Plagiarism merupakan suatu tindakan mengambil/menyalin gagasan, ide, data atau tulisan orang lain yang tanpa menyebutkan/ menyebutkan sumbernya. Dalam plagiarism ada beberapa tindakan yang perlu dihindari Antara lain:
Fabrikasi yaitu suatu tindakan yang membuat ulang atau mengarang data,
Falsifikasi yaitu mengubah data/Memanipulasi data supaya hasil sesuai dengan kemauan peneliti ,
Plagiarism yaitu mengambil/ menyalin gagasan, ide,data atau tulisan orang lain yang tanpa menyebutkan/mencantumkan sumbernya.
Elemen dari plagiat Antara lain terdiri dari
Obyek, elemen ini terdiri dari: bahasa, kata, teks, fotografi, lukisan, sketsa, patung, atau hasil karya ilmiah lainnya, elemen yang kedua yaitu sumber, Elemen ini mencakup tentang artikel, buku, kertas kerja, isi laman elektronik, video, dan karya lain. Elemen yang berdasarkan Cara pengambilan, Elemen ini mencakup tentang cara pengutipan atau paraphrase, sedangkan berdasarkan pelaku terdiri dari mahasiswa, dosen, atau peneliti. Sedangkan elemen yang berdasarkan Penulisan sumber, yaitu elemen yang berkaiatan dengan tanpa penyebutan sumber yang jelas dan benar.
Untuk menghindari plagiarism maka alangkah baiknya membuat kalimat menjadi kalimat sendiri dengan metode paraphrase, teknik ini tidaklah mudah tetapi juga tidaklah sulit. Saya selaku peneliti juga merasakan seperti itu. Maka pada artikel ini saya juga uraikan tentang paraphrase beserta contohnya, ini merupakan catatan kecil hasil workshop saya selama 2 hari di Universitas Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
Baca juga:
Cara membuat proposal Hibah penelitian Ristek Dikti yang baik seperti apa?
Parafrase
Parafrase merupakan cara mengungkapkan ide atau gagasan yang sudah ditulis dan dikatakan orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri dan berbeda dari asalnya agar mudah dimengerti dan dipahami. Pada teknik ini, memungkinkan penulis memberikan penekanan yang berbeda dari penulis aslinya dengan susunan kata yang berbeda tetapi mempunyai arti yang hamper sama. Mengapa harus ada paraphrase? Pentingnya paraphrase Antara lain: Pertama Teknik Parafrase lebih baik dibandingkan dengan mengutip langsung pada informasi dari sebuah paragraf atau tulisan yang kurang menonjol. Kedua paraphrase dapat membantu penulis untuk mengontrol keinginan melakukan kutipan yang terlalu sering. Ketiga proses mental yang dibutuhkan bagi keberhasilan sebuah prafrase membantu penulis untuk memahami sepenuhnya makna teks sumber yang akan disadur.
Bagaimana langkah-langkah membuat paraphrase? Untuk membuat paraphrase langkah pertama yaitu membaca kembali teks sumber sampai memahami benar isi teks tersebut kemudian hilangkan teks asli tersebut dan tuliskan ulang dari gagasan teks yang sudah dibaca. Setelah itu langkah selanjutnya yaitu membuat daftar beberapa kata di bawah parafrase untuk mengingatkan kembali kata kunci dari naskah tersebut. Setelah selesai, maka bandingkan tulisan dari parafrase dengan naskah aslinya untuk mengecek apakah semua gagasan yang penting telah tercantum dalam hasil parafrase. Kemudian gunakan tanda petik ganda untuk mengidentifikasi istilah-istilah khusus, terminologi, atau frase yang dipinjam dari naskah asli, dan yang diambil sama persis dengan naskah asli. Dan langkah terakhir yaitu tuliskan sumber (termasuk halaman) pada kertas catatan untuk mempermudah menuliskan sumber pustaka atau referensi,
Berikut ini contoh dari paraphrase
Kalimat asli :
Komputer mampu membawa orang ke tempat-tempat yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya, termasuk ke permukaan planet lain.
Parafrase:
Melalui komputer orang dapat pergi ke tempat yang belum pernah mereka kenal. (Krisnawati, 2000, hlm 57).
Baca juga:
Cara pengutipan dalam karya ilmiah, Untuk mengantisipasi Plagiarism
Contoh paraphrase pada paragraph:
Naskah asli:
Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat Anda melakukan ringkasan atau parafrase. Keduanya memang berbeda, tetapi batas-batas parafrase dan ringkasan sangatlah tipis sehingga Anda tidak menyadari jika telah berpindah dari melakukan parafrase menjadi meringkas, kemudian berpindah ke malakukan plagiasi. Apapun tujuannya, parafrase yang sangat mirip dengan naskah asli dianggap sebagai melakukan plagiasi, meskipun telah menuliskan sumbernya (Booth et al., 2005, hlm 203).
Naskah paraphrase:
Sangatlah sulit untuk mendefinisikan plagiasi saat ringkasan dan parafrase terlibat di dalamnya, karena meskipun mereka berbeda, batas-batas keduanya sangatlah samar dan seorang penulis mungkin tidak mengetahui kapan ia melakukan ringkasan, parafrase atau plagiasi. Meski demikian, parafrase yang sangat dekat dengan sumbernya diperhitungkan sebagai hasil plagiasi, meskipun sumber aslinya dicantumkan disana (Booth et al., 2005, hlm 203).
Demikian artikel tentang paraphrase yang saya dapat dari presentasi workshop klinik penulisan proposal ristek dikti, semoga bermanfaat.