Kesetiaan Wanita yang menembus Batas Ruang
Judul buku : Sejauh Langit Sedekat Nadi
Editor : Rizka Agnia Ibrahim
Tahun terbit : Januari, 2019
Penerbit : Azkiya Publishing
Jumlah halaman : iv + 204 halaman
ISBN : 978-623-7021-18-6
Banyak kasus perceraian dan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) yang diberitakan dewasa ini. Namun ternyata masih banyak wanita yang rela berjuang sekuat tenaga, setia untuk menjaga biduk pernikahannya, meski harus jauh dari suaminya. Istilah long distance relationship (LDR) banyak digunakan untuk menyebut kondisi itu.
Putri rela dimadu oleh suaminya. Ia menanggung sendiri sakit dan kepanikan di saat mengalami pre-eklamsia dan keracunan pada kehamilannya. Pada usia kandungan 36 minggu, ia harus menjalani operasi sesar tanpa suami di sisinya. Sementara Har, suaminya masih bertugas di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan.
Baca juga:
Bagaimana Cara Ibu Rumah Tangga bisa menghasilkan Uang?Berikut Tips Ibu Rumah Tangga dapat Gaji dari Tulisannya.
Kerinduan pasti dirasakan oleh Putri. Hanya keikhlasannya berbagi cinta Har dengan Ibu Pertiwi yang membuatnya tetap tegak berdiri sebagai istri seorang prajurit TNI. Seandainya ia bisa berbicara empat mata dengan Ibu Pertiwi, ia ingin menanyakan, “Sanggupkah Ibu Pertiwi menjaga dan mencintai Mas Har seperti apa yang kulakukan selama ini?” (hal. 16).
Kematangan mental dan emosional tercermin dari sikap Putri. Pembaca akan merasakan semangat patriotisme yang kuat dalam keluarga muda ini. Pembaca juga bisa merasakan aura kecemasan hingga menimbulkan kemarahan dan kekecewaan pada Tuhan dari cerita Sinta. Ia dan Bian, putra sulungnya terpaksa tetap tinggal di Tulungagung, sementara suaminya bekerja di ibukota.
“Aku tidak mau adikku meninggal lagi! Aku…” tangis histeris Bian membuat hati Sinta perih (hal. 21) Trauma menyelimuti keduanya setelah sang ibu keguguran dua kali, sementara sang Ayah tak bisa berada di samping mereka di saat-saat kritis itu. Saat dimana Bian melihat ibunya berlumuran darah, dan adiknya terkulai lemas.
Baca juga:
Manajer Keuangan Keluarga, Mendidik Anak Bersahaja
Trauma yang sudah tertepis, seolah terpanggil kembali ketika hasil tes menunjukkan Sinta positif hamil, namun dokter mengatakan itu hamil kosong. Beberapa dokter yang ia kunjungi mengatakan hal serupa, sehingga ia harus dikuret atau harus siap mengalami keguguran alami setiap saat. Sinta menolak untuk dikuret. Ia tak ingin membuat suami dan anaknya sedih, sehingga ia tak mengatakan apa-apa tentang kondisinya. Perasaan kesal, marah, dan kecewa pada Tuhan mulai menghampirinya. Ia merasa Tuhan seolah mempermainkannya.
Ia menjadi keras kepala dan tak mau periksa ke dokter manapun. Meski sang suami rela pulang setiap akhir pekan untuk mengantarkannya periksa. Untunglah Tuhan menyayangi keluarga ini dengan memberikan keajaiban pada kehamilannya. Anak mereka lahir dengan sehat, meskipun pada masa awal kehamilannya, tak ada janin terdeteksi oleh USG di dokter manapun yang ia kunjungi. Ada kuasa Tuhan yang ingin digambarkan dengan jelas dalam kisah ini.
Pasangan pengantin baru yang terpaksa menjalani LDR juga tak lepas dari ujian kesetiaan. Bulan terjebak dalam lamunan dari hari ke hari. Ia tak bisa berhenti memikirkan Ilham, suaminya yang telah tiga bulan menghilang tanpa kabar. Ilham bekerja di kapal pesiar. Mereka hanya bertemu tiga bulan saja dalam setahun. Biasanya mereka saling menelpon untuk melepas rindu dan menjaga komunikasi yang baik.
Baca juga:
Baju Lebaran untuk Ananda
Terpisah oleh samudra, membuat Bulan tak bisa melakukan apapun selain pasrah dan berdoa untuk keselamatan Ilham. Ia sudah mencari kabarnya di media sosial, dan menghubungi teman-teman suaminya. Tapi hasilnya nihil, ia tak dapat kabar apa-apa tentang Ilham. Hingga kecemasan itu terobati oleh suara laki-laki yang mengucap salam di depan pintu. Ilham bisa pulang setelah berjuang antara hidup dan mati, karena kapal pesiar tempat ia bekerja dibajak perompak. Semua alat komunikasi dirampas. Pihak keamanan laut datang menyelamatkan mereka, setelah Ilham dan kawan-kawannya berhasil melumpuhkan satu anggota perompak di ruang komunikasi (hal. 35).
Buku ini ditulis oleh dua puluh empat penulis. Para wanita ini menuangkan kisah perjalanan LDR mereka dengan berbagai lika-liku ujian di dalamnya. Mulai dari pasangan yang baru menikah, hingga yang sudah memiliki anak yang duduk di bangku SMA. Pembaca dapat mengambil pelajaran dari pengalaman yang tersaji dalam buku ini. Salah satunya adalah, bagaimana seorang wanita harus siap mengambil keputusan di saat suami tidak memungkinkan untuk memberikan pendapat.
Buku ini menginspirasi pembaca bahwa pernikahan adalah ikatan suci yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Bahkan, meski cinta mereka terpisah oleh batas ruang. Kematangan mental dan emosional sangat penting, di samping komunikasi dan rasa saling percaya. Pembaca juga diajak untuk menguatkan sandaran dan keyakinan pada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, dalam mengarungi kehidupan.
Oleh Lestari Ummu Al Fatih
Penulis buku Menjadi Bintang di Langit dan Istri Perindu Surga