MEMBANGUN BANK IDE UNTUK LANGKAH AWAL MENULIS BUKU
Menulis adalah ketrampilan. Kemampuan menulis adalah kemampuan menuangkan gagasan. Dengan tulisan, seseorang dapat menyampaikan ide, gagasan, ilmu, teori, tips paraktis, dsb. Ketrampilan akan terasah ketika kita belajar dan praktek. Tanpa praktek, ilmu yang kita pelajari cenderung menjadi tumpukan teori saja, sedangkan kemampuan menggunakannya tidak berkembang.
Begitu juga dengan menulis buku. Kita tahu bahwa buku itu adalah sarana terpercaya untuk menyajikan sebuah gagasan atau hasil suatu proses. Dengan buku, sejarah akan terabadikan, dan dapat diakses oleh generasi penerus kita. Dengan buku, gagasan dan manfaat ilmu akan dapat tersampaikan secara luas, meskipun tanpa tatap muka dengan si penulisnya.
Dewasa ini, banyak orang yang mulai melirik aktivitas menulis buku ini. Kita bisa melihat dari berbagai sudut pandang dan kepentingan.
Baca Juga:
Tips Menjadi Seorang Penulis yang Produktif
Ada yang ingin memiliki sebuah karya buku untuk mengabadikan sejarahnya, namun ia tak punya waktu untuk melakukannya. Ada pula yang terampil menulis buku, sehingga ia bisa menawarkan jasa untuk menulis kepada orang lain. Yang lebih personal tentunya adalah menulis karya sendiri. Kita menulis buku yang merupakan buah gagasan kita sendiri.
Setiap orang punya banyak sekali ide yang bermunculan setiap harinya. Ide yang berkeliaran di pikiran seringkali diabaikan oleh sebagian besar orang. Padahal, bagi yang tahu, ide itu seperti investasi. Ide yang kita punya, sebaiknya disimpan dengan baik sehingga suatu saat bisa kita kembangkan. Jangan dibuang begitu saja!
Khususnya bagi penulis. Seseorang yang ingin memulai menulis, seringkali mentog ketika berhadapan dengan layar monitor atau kertas dan penanya. Ide yang tadinya berbinar, seolah hilang begitu saja tanpa jejak. Lain cerita kalau seseorang memiliki bank ide. Kapan saja dia mau, dia bisa mengambil tabungan idenya. Kemudian mengembangkannya menjadi tulisan yang utuh.
Baca Juga:
START DULU BARU BISA SAMPAI FINISH (Menulis juga butuh proses)
Siapapun bisa memiliki bank ide. Dia bisa membangunnya sendiri. Pembangunan bank ide itu dimulai dengan menangkap ide. Kita harus pandai-pandai mencatat ide itu. Selanjutnya, kita buka rekening baru dengan membuat gugusan ide. Semua hal terkait dengan penambahan, pengurangan, atau perpindahan ide, semuanya tersistemasi dalam bentuk mindmap. Mindmap akan mudah kita buat kalau sudah ada gugusan ide. Mindmap juga sangat membantu kita untuk melangkah dalam proses selanjutnya.
Secara teori, terlihat panjang sekali prosesnya. Tapi, kita bisa analogikan dengan bagaimana kita memasukkan informasi yang kita dengar ke otak. Mulai dari gelombang bunyi yang menggetarkan gendang telinga. Sinyal dihantarkan oleh syaraf ke otak. Otak memproses, baru kemudian menterjemahkan apa yang tadi kita dengar.
Baca Juga:
Bagaimana Cara Ibu Rumah Tangga bisa menghasilkan Uang?Berikut Tips Ibu Rumah Tangga dapat Gaji dari Tulisannya.
Pada kenyataannya tidak sepanjang itu, kan? Prosesnya berlangsung sangat cepat. Penjelasannya saja yang panjang. Begitu juga dengan membangun bank ide ini. Kalau kita lihat runtutan ya, seolah rumit dan panjang. Tapi kalau sudah dipraktekkan, itu akan menjadi aktivitas yang sangat cepat dan bermanfaat.
Menuangkan gagasan adalah langkah awal dalam menulis. Mengelola gagasan dengan baik, sama artinya dengan mengelola investasi dengan baik. Manfaatnya akan kembali pada diri kita sendiri.
Semoga artikel tentang menumbuhkan ide dalam menulis buku dapat bermanfaat,
Oleh: Lestari Ummu Al Fatih