Produktif Bersama Anak dengan Gadget saat Belajar dari Rumah
Gadget seolah menjadi sarana utama dalam pendidikan di masa pandemi Covid-19. Bagaimana agar KBM daring ini minimal efek sampingnya dan siswa menjadi produktif?
Berdasarkan surat keputusan bersama 4 menteri tentang penyelenggaraan pembelajaran pada TA 2020/ 2021 pada masa pandemi Covid-19, satuan pendidikan yang berada di daerah zona kuning, orange, dan merah, dilarang melakukan proses pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dan tetap melanjutkan kegiatan belajar dari rumah (BDR). Hal ini menjadikan orangtua lega, karena anak-anak lebih aman dari penularan virus dengan tetap berada di rumah. Di sisi lain, orangtua dihadapkan pada tantangan pengasuhan yang lebih besar.
Baca juga:
Ketika Gadget Hadir di Tengah Keluarga
Modal belajar adalah buku dan gadget. Kekayaan referensi tergantung pada seberapa banyak siswa memiliki koleksi buku pelajaran. Selebihnya mereka memanfaatkan internet. Pada dasarnya tidak ada masalah dengan BDR menggunakan gadget. Persoalan muncul ketika anak meminta pegang gadget lebih lama setelah belajar.
Kondisi ini dapat diperparah dengan tak acuhnya orang tua sehingga membiarkan anak berlama-lama pegang gadget tanpa kontrol yang cukup. Secara ekonomi, pengeluaran untuk kuota internet juga akan jadi lebih besar. Anak-anak akan lebih sering mencari materi atau solusi di internet. Hal ini dapat menurunkan keterampilan literasi.
Baca juga:
Tipe Orang Tua dalam Hal Pendidikan Anak
BDR mengembalikan peran pengasuhan utuh kepada orang tua
Orang tua yang baik adalah orang tua yang sadar bahwa anak adalah anugerah sekaligus amanah dari Allah. Ia mensyukurinya dengan merawatnya, menjaga, mendidik, dan mengasuhnya dengan baik. Peran pengasuhan tidak bisa digantikan oleh orang lain. Orang tua adalah sekolah pertama bagi anak. Sementara guru di sekolah adalah orang tua kedua. BDR mengembalikan fungsi pengasuhan kepada orang tua secara utuh.
Tantangan pengasuhan dari BDR adalah ketika anak jadi minta bermain gadget setelah belajar. Berlama-lama menatap layar gadget tidak baik untuk kesehatan mata. Selain itu juga gerak tubuh menjadi kurang aktif.
Kita tahu bahwa perkembangan otak anak perlu stimulasi. Aktivitas yang mengaktifkan seluruh indera adalah stimulasi yang baik. Jika anak terlalu lama bermain gadget, maka aktivitasnya akan sangat sedikit. Emosi anak seringkali naik ketika orang tua berusaha menjauhkanya dari gadget.
Baca juga:
Berkisahlah, Kesannya akan Kuat Ditangkap Anak-anak
Alternatif kegiatan setelah belajar menggunakan gadget
Kegiatan BDR mungkin menyisakan kejenuhan bagi anak. Orang tua umumnya ingin memberikan hiburan atau kelonggaran, misalnya dengan mengijinkan anak bermain gadget. Setidaknya agar anak tenang.
Orang tua yang bijak akan mengarahkan anak untuk melakukan aktivitas produktif menggunakan gadget setelah belajar. Lebih bagus lagi kalau ayah atau ibu mengajak anak untuk melakukan kegiatanitu bersama, tidak sekedar menyuruh.
Pertama, orang tua bisa mengajak anak untuk bersama menjalankan bisnis. Jika ibu memiliki produk, Ibu bisa mengajak anak untuk memotretnya. Hasil jepretan ini bisa digunakan untuk iklan atau story telling. Dengan bekerjasama diharapkan bisa menghasilkan gambar yang menarik dan natural. Ini bisa menjadi momen menyenangkan, dekat dengan ibu, dan memupuk ilmu wirausaha.
Kedua, Ibu juga dapat mengajak anak mengasah ketrampilan menulis menggunakan gadget. Misal, menulis cerita pendek, puisi, atau rangkuman pelajaran sekolah. Tulisan yang baik dapat diterbitkan menjadi buku atau artikel. Terkadang ada kompetisi menulis cerpen, puisi, artikel, dan sebagainya. Anak bisa menjadi writerpreneur nantinya.
Baca juga:
Bagaimana Cara Ibu Rumah Tangga bisa menghasilkan Uang?Berikut Tips Ibu Rumah Tangga dapat Gaji dari Tulisannya
Ketiga, anak dapat juga menggunakan gadget untuk menghafal Al-Qur'an. Orang tua bisa mengajak anak untuk menghafal, mencarikan aplikasi Al-Qur'an yang memudahkan untuk menghafal, lalu menghafal bersama. Orang tua juga bisa mengajak anak bergabung dengan komunitas penghafal Al-Qur'an untuk menambah hafalan dan muroja'ah. Kegiatan dipandu oleh petugas yang berkompeten atau ustadz secara daring.
Masih banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengalihkan anak dari gadget. Misal dengan menyusun puzzle, berkebun, memasak, budidaya ikan, membaca buku, dll. Pengasuhan di masa pandemi ini akan berdampak pada peradaban bangsa di masa depan.
BDR bagaikan dua sisi mata uang logam. BDR bisa melemahkan generasi penerus bangsa jika tidak dilaksanakan secara benar dan bijak. Di sisi lain, BDR bisa melahirkan generasi penerus bangsa yang hebat, melek literasi, kreatif, dan mandiri dengan pengasuhan yang baik dari keluarga.