Tipe Orang Tua dalam Hal Pendidikan Anak
Pengasuhan anak adalah tanggung jawab orang tua. Pada fase awal kehidupan mereka, orang tualah yang memegang peranan paling penting dalam membentuk karakter anak. Sebetulnya, peran itu tidak berhenti di situ, melainkan akan terus melekat pada orang tua selamanya.
Meskipun tugas orangtua itu sedemikian besar untuk peradaban masa depan, sayangnya masih banyak yang belum tahu peran pengasuhan mereka. Ada tiga macam orang tua.
1. Orang tua nyasar
2. Orang tua bayar
3. Orang tua sadar
Ketiganya tetap memiliki status sebagai orang tua. Bagaimana cara mereka menjalankan tugas pengasuhan lah yang menjadikan mereka berbeda. Mari kita bahas satu per satu.
Baca juga:
Bangga dan Bahagia Punya BBM
1. Orangtua nyasar
Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata "nyasar"? Nyasar nyari alamat misalnya, sudah pernah mengalaminya ya? Kehilangan arah.
Nah, siapa itu orang tua nyasar? Mereka adalah orang tua yang sekedar menjadi ayah atau ibu. Status itu otomatis melekat sejak anaknya lahir.
Karakteristik orang tua tipe ini adalah mereka yang tak mau ambil pusing dengan pendidikan anaknya. Sekolah ya asal sekolah saja. Di rumah tak ada proses pendidikan yang berarti. Atau kalau boleh dikatakan, yang penting anak tumbuh besar. Meskipun mereka punya harta yang berlimpah, mereka tetap akan memilih sekolah yang murah, bahkan kalau bisa yang gratis. "Kan yang penting sekolah." kira-kira begitu pemikirannya.
2. Orang tua Bayar
Punya banyak uang seringkali membuat orang jadi suka menggampangkan. Termasuk dalam urusan pendidikan anak. Mereka dengan ringan hati menitipkan bahkan menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya ke pihak sekolah.
Persoalannya, mereka tidak mau tahu atau tidak mau melakukan proses pendidikan di rumah. Jadi antara sekolah dan keluarga, seolah nggak ada kaitannya sama sekali. "Kan udah aku bayar, jadi didik anakku sebaik mungkin!" kira-kira begitu deh ya.
Baca juga:
Review Buku Balita Berakhlak Mulia
Mereka juga tidak keberatan memberikan gadget, televisi, berlangganan TV kabel, dengan tujuan agar menjadi hiburan bagi anak tanpa kontrol yang cukup.
3. Orang tua Sadar
Tipe orang tua sadar ini adalah dambaan setiap anak, seandainya mereka sudah mampu mengungkapkan keinginannya. Orang tua sadar, benar-benar sadar bahwa pendidikan adalah tugas mereka. Bagi ibu, itu adalah tugas utamanya. Mereka akan berusaha bagaimana caranya pendidikan di rumah bisa berjalan dengan baik. Di sekolah pun juga demikian.
Mereka tak pernah lelah belajar bagaimana agar bisa mendidik anaknya sesuai dengan fitrahnya. Mereka sadar bahwa anak adalah amanah yang Allah titipkan, yang lahir dalam kondisi fitrah. Maka mereka bertugas menjaga fitrah itu, sehingga ketika kembali kepada Sang Pencipta fitrah itu masih melekat.
Baca juga:
Bagaimana Cara Ibu Rumah Tangga bisa menghasilkan Uang?Berikut Tips Ibu Rumah Tangga dapat Gaji dari Tulisannya
Bagi orang tua sadar, terkadang penghasilan mereka tak sebanding dengan kebutuhan pendidikan terbaik yang sedang mereka usahakan. Tapi mereka dengan gigih berjuang agar mampu menyekolahkan anak di sekolah yang baik, menghadirkan buku-buku yang baik, memberikan perhatian pada pengasuhan yang baik.
Menurut Anda, mana orang tua yang merugi? Mana orang tua yang beruntung? Kalau berbicara tentang keuntungan, anak bisa menjadi investasi dunia dan akhirat. Siapa yang ingin menanam investasi untuk menuai rugi?
Saya yakin, Anda akan sepakat bahwa orang tua yang beruntung itu adalag tipe ke-tiga, yaitu orang tua sadar. Pendidikan itu tak sekedar pendidikan jasmaniah, melainkan pendidikan ruhiyah yang sangat penting.
Nasib generasi masa depan sedang kita ukir saat ini. Ingin mereka berprestasi atau terpuruk? Kita ikut andil di dalamnya. Maka, jangan sampai harta, umur, dan energi kita habis untuk merugi.
Baca juga:
Berkisahlah, Kesannya akan Kuat Ditangkap Anak-anak
Belajar ilmu parenting atau pengasuhan sangatlah penting agar anak menjadi investasi yang menguntungkan dunia akhirat. Bagi seorang ibu atau ayah, parenting adalah ilmu yang perlu mereka ketahui. Agar dapat diterapkan kepada anaknya dengan baik dan benar. Bagi yang belum memiliki anak, atau bahkan yang belum menikah, ilmu parenting adalah bekal agar kelak dapat mengasuh dan mendidik anak dengan baik dan benar.
Mungkin ada yang beranggapan, bahwa kalau anak-anaknya sudah besar, ia tak perlu lagi belajar parenting. Bukankah ia juga akan menikahkan anaknya? Ilmu parenting penting untuk mereka wariskan pada anaknya. Sehingga kelak cucunya pun akan mendapat pengasuhan yang baik. Jadi, pentingkah parenting untuk Anda?
Oleh Lestari Ummu Al Fatih
Penulis buku Menjadi Bintang di Langit dan Istri Perindu Surga